Surabaya - Pendidikan merupakan cara jitu memutus mata rantai kemiskinan. Berdasarkan keyakinan itu, Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) terus meningkatkan bantuan dana pendidikan bidik misi, sebuah bantuan dana pendidikan yang diperuntukkan bagi mahasiswa kurang mampu.
Tidak hanya dari segi jumlah dana, peningkatan bantuan juga dilakukan terhadap jumlah mahasiswa yang menerimanya.
"Tahun 2010 ada 20 ribu mahasiswa yang menerima bantuan. Pada tahun 2011, ada 20% dari jumlah total mahasiswa yang menerima atau sekitar 50 ribu mahasiswa," kata Mendiknas, M. Nuh, saat mengunjungi rumah kos Reza Hendra Pudji Prasetyo (18), penerima bantuan pendidikan Bidik Misi di Jalan Bogorami I/23 B, Sabtu (5/2/2011).
Jumlah bantuan pun, kata Nuh, juga meningkat. Pada tahun 2010, mahasiswa
penerima bantuan menerima uang saku sebesar Rp 500 ribu per bulan. Pada tahun
2011, jumlah itu naik menjadi Rp 600 ribu per bulan. Untuk uang kuliah,
mahasiswa tak perlu memikirkannya karena gratis.
Jawa Timur termasuk provinsi yang mahasiswanya paling banyak menerima bantuan. Pasalnya banyak perguruan tinggi (PT) bertempat di Jawa Timur. PT dan jumlah mahasiswa di Jatim yang menerima bantuan Bidik Misi adalah, Unair 500 mahasiswa, ITS 450 mahasiswa, Unesa 450 mahasiswa, Politeknik Elektro Negeri Surabaya (PENS) ITS 100 mahasiswa, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) 50 mahasiswa, nstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya 50 mahasiswa, Universitas Trunojoyo 250 mahasiswa, Universitas Brawijaya 500 mahasiswa, Universitas Negeri Malang (UM) 400 mahasiswa, Politeknik UM 50 mahasiswa, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang 50 mahasiswa, Universitas Jember (Unej) 300 mahasiswa dan Politeknik Unej 50 mahasiswa.
"Bantuan pendidikan ini rekrutmennya kami serahkan ke PT dengan kriteria dasar dari keluarga tak mampu dan prestasi akademik memenuhi syarat (relatif)," tambah Nuh.
Nuh menegaskan bahwa kedatangannya ke tempat tinggal penerima bantuan bukannya tanpa maksud apa-apa. Kedatangannya bertujuan untuk, pertama, menverifikasi benar tidak bantuan pendidikan itu disalurkan. "Kami juga mengundang para wartawan untuk membuktikan itu," lanjut Nuh.
Kedua, terang Nuh, kedatangannya bermaksud untuk memberi motivasi kepada
penerima bantuan agar terus berusaha lebih giat. Dan yang ketiga, memberi pesan agar tidak lupa dan tetap berbakti kepada orang tua, beribadah, bekerja dan belajar lebih giat.
"5 - 6 tahun ke depan mereka sudah lulus. Dengan ilmu dan pendidikan yang mereka punyai mereka bisa memotong mata rantai kemiskinan," tandas Nuh.
Sumber : detik.com
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut